SELF INJURY

SELF INJURY
Makalah ini dibuat sebagai tugas syarat untuk mengikuti
Ujian Kenaikan Kelas (UKK) Sosiologi


Disusun oleh :
     Maya Nabilah
131410111 / 9983519106
SEKOLAH MENENGAH ISLAM TERPADU NURUL FIKRI
Jln. H. Sairi No. 145 Kelapa Dua, Kel Tugu, Kec. Cimanggis
Depok
2014



KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikumWr.Wb.
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya, serta shalawat serta salam semoga selalu terpanjatkan untuk Nabi junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang Self Injury, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber.. Walaupun makalah ini kurang sempurna namun penulis menyajikan pembahasan yang cukup jelas bagi pembaca.. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Self Injury
 Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan,  baik itu datang dari diri penulis maupun datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.                  ALLAH SWT
2.                  Ibu Mega Aferi dan  Bapak Yosrizal Amran selaku ibu dan bapak dari penulis serta Maya Fadhillah dan Maya Khairina kakak-kakak yang telah berjasa bagi penulis atas dukungannya baik secara moral maupun spiritual.
3.                  Bapak Firman  selaku pembimbing teknis dan pembimbing materi.



Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terimakasih dan mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Sekian dari penulis.

WassalamualaikumWr.Wb.
                                   
Depok, 22 Mei 2014
Penulis,      

                                                                                             Maya Nabilah


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………..……………………………….ii
DAFTAR ISI ...……..……….….……..………………………………………....iv
BAB   I    PENDAHULUAN                                                          
          1.1 Latar Belakang...……….………..……………..………...................1
1.2 Rumusan Masalah.....…..……………………………………………1
   1.3 Tujuan Pembahasan........…………………………..………………..1
BAB  II   PEMBAHASAN                                                                                      
         2.1 Pengertian Self Injury.......….…………………..…………………...2
2.2  jenis – jenis Self Injury..……………………………………………3
2.3 bentuk – bentuk Self Injury…..……………………………………..4
         2.4 karakteristik pelaku Self Ijury……………..……………………..…4
               2.5 Latar belakang Self Injury....………........….......………..……….....5
2.6 faktor penyebab Self Injury………………………….…..……….....5
2.7 citra diri Self Injury…..………………………..………...……….....5

BAB III PENUTUP                                                                                                 
3.1 Kesimpulan..……….…………………………………………….....7
3.2 Saran ……………….………………....……………………………7
DAFTAR PUSTAKA                                                                                            


BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Setiap manusia pasti  memiliki masalah, masalah hidup yang tak bisa di atasi membuat seseorang stress dan depresi, tetapi beberapa cara manusia dalam menghadapi masalahnya, yaitu dengan sabar, menangis, mengeluh, berteriak, berdoa, marah – marah, menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.
Cara manusia saat mendapatkan masalah, ada yang diam saja merenungi nasib, menceritakan semua masalah yang ia dapat sambil menangis,marah marah, meronta atau hanya diam saja tidak menceritakannya pada siapa –siapa sehingga ia merasa sangat terbebani, sehingga timbullah rasa ingin melakukan sesuatu yang dapat membantu untuk mengurangi beban masalahnya itu.
Self injury adalah menyakiti diri sendiri, yang saat ini sudah banyak yang melakukannya, padahal self injury adalah perilaku yang sangat tidak baik, mungkin karena belum mengetahui apa itu self injury apa itu negatifnya, oleh karena itu, penulis ingin lebih memperdalam mengetahui tentang self injury dengan membahas dalam makalah ini.
  
1.2  Perumusan Masalah
1.      Apa pengertian Self Injury?
2.      Apa saja jenis - jenis Self Injury?
3.      Apa karakteristik penderita Self Injury?
4.      Bagaimana latar belakang penderita Self Injury?


1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui dengan detail pengertian self injury.
2.      Mengetahui berbagai jenis self injury.
3.      Mengetahui apa saja karakteristik penderita self injury.
4.      Mengetahui bagaimana latar belakang si penderita self injury.





BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Self Injury
Self injury adalah kegiatan yang dilakukan individu untuk melakukan melukai atau menyakiti diri sendiri, hingga saat ini tidak terdapat kesepakatan secara internasional mengenai definisi self injury. Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri. Self injury merupakan mekanisme coping yang kejam dan merusak namun banyak orang melakukannya karena memang mekanisme tersebut bekerja dan bahkan bisa menyebabkan kecanduan. Dalam pendefinisian lain dikatakan bahwa self injury merupakan segala tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja tanpa adanya maksud membunuh dirinya ataupun tidak berhubungan dengan kepentingan estetika (misal tato) dan sanksi sosial dengan tujuan membebaskan diri dari distress emosional.
Rasa sakit secara fisik lebih mudah dihadapi ketimbang sakit secara psikis sebab sakit secara fisik nampaknya lebih nyata. Nyeri fisik dapat membuktikan pada seseorang bahwa rasa sakit yang dirasakan secara emosional memang benar dan nyata. Perilaku ini dapat membawa ketenangan dan membangunkan seseorang. Namun demikian self injury hanya menyebabkan pembebasan yang bersifat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Hingga akhirnya seseorang yang pernah melakukannya akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan peningkatan pada frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya.
Self injury dalam istilah lain dikenal sebagai self harm (SH), self-inflicted violence (SIV), dan self-mutilation walaupun oleh sebagian besar orang definisi yang terakhir dianggap kurang tepat terutama di kalangan pelakunya. Dalam arti yang lebih luas, self injury meliputi juga fenomena lainnya yang berkaitan dengan pengrusakan tubuh sendiri namun pelakunya melakukan tindakan ini dengan harapan dapat mengatasi atau membebaskan diri dari emosi yang tidak tertahankan atau rasa tak nyaman.
Bentuk paling umum dari self injury adalah membuat irisan dangkal pada lengan atau tungkai. Tindakan ini di kalangan para pelakunya dikenal sebagai "cutting" dan pelaku self injury yang secara rutin melakukannya dikenal sebagai seorang "cutter". Luka iris multipel yang terlokalisasi tersebut biasanya memiliki kemiripan satu sama lain dalam arti terpola dan hal ini merupakan ciri khas dari "cutting". Pada keadaan yang lebih jarang dijumpai, perilaku ini meliputi juga pemotongan pada bagian tubuh tertentu, misalnya saja payudara dan organ kelamin. 
Self injury dapat dilakukan oleh siapa saja, tetapi lebih sering dilakukan oleh seorang individu yang baru measuki masa remaja awal sampai dengan dewasa awal sebab pada masa itulah keadaan emosi mereka masih labil dan mereka belum berfikir secara logis (pemikiran mereka masih kaku)
.           Tetapi ada juga remaja yang menganggap bahwa self injury itu keren dan unik. Sehingga mereka menjadi tertarik untuk melakukan self injury agar dibilang keren dan gaul oleh orang lain, terutama teman mereka.


2.2 Jenis Self injury

1. Major Self Mutilation
didefinisikan sebagai melakukan tindakan yang secara signifikan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki seperti semula pada organ-organ besar pada tubuh misalnya saja memotong tungkai atau mencungkil mata. Jenis self injury ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menderita psikosis. Misalnya : mengeluarkan bola mata.
2.  stereotypic self injury
Merupakan bentuk self injury yang lebih ringan namun sifatnya lebih berulang, self injury jenis ini biasanya meliputi perilaku berulang seperti membenturkan kepala pada lantai individu yang melakukannya biasanya memiliki kelainan saraf seperti autism atau sindroma Tourette. Mislanya : membenturkan kepala ke dinding.
3. moderate / superficial
Moderate / superficial self mutilation sendiri masih memiliki 3 buah subtype, yaitu episedik, repetitif, dan kompulsif. Tipe kompulsif secara mendasar memiliki kesamaan dengan gangguapsikologis seperti gangguan obsesif-kompulsif. Tipe ini biasanya lebih kurang disadari oleh pelakunya dan biasanya bukan dilakukan untuk mencapai pelepasan namun lebih sebagai kompulsi. Sedangkan self injury yang bersifat repetitive dan episodic bervariasi pada banyak cara. Keduanya terjadi pada episode dimana self injury bermanifestasi pada waktu waktu yang spesifik. Sedangkan pada pelaku self injury tipe moderator / superficial self mutilation yang bersifat  repetitive, self injury sudah dianggap sebagai bagian yang krusial dari kepribadian mereka dan mereka menunjukkan dirinya dengan melakukan self injury.


2.3 Bentuk – bentuk self injury
1.      meninju, memukul dan mencakar diri sendiri
2.      menggaruk – garuk kulit sampai berdarah
3.      mengutak ngatik luka yang sedang dalam proses penyembuhan
4.      mememarkan tubuh lewat kecelakaan yang sudah direcanakan
5.      membakar diri baik dalam bentuk ringan missal dengan rokok, maupun pembakaran tubuh secara meluas.
6.      Menusuk diri sendiri dengan kawat, peniti, paku, pulpen dan lainnya
7.      Mematahkan tulang sendiri
8.      Mencungkil mata
9.      Menelan bahan kimia korosif, baterai, obat nyamuk, racun.
10.  Menggigit kuku.
11.  Memencet jerawat.
12.  Mengiris tangan atau kaki biasanya menjadi sasaran utama, begitu juga dengan dada, perut, paha, alat kelamin, kadang mereka menorehkan kata – kata pda kulit mereka, misalnya gendut, jelek, untuk memproyeksikan perasaan mereka.
13.  Membenturkan embok atau membenturkan kepala ke lantai.
14.  Menguliti wajah.
15.  Mengamputasi anggota badan, payudara, jari, alat kelamin
.Menindik bagian tubuh yang sensitive.
16.  Menggaruk bekas gigitan nyamuk sampai beradarah.
17.  Meminum obat – obatan terlarang (narkoba), dan alcohol.



2.4 karakteristik Self Injury
Karakteristik pelaku self injury
·         Kesulitan mengendalikan impuls diberbagai area yang terlihat dalam gangguan makan atau aiksi terhadap zat-zat adiktif
·         Pernah menderita penyakit kronis sewaktu kecil, atau cacat
·         Sangat tidak menyukai dirinya sendiri
·         Hypersensitive terhadap penolakkan
·         Memiliki kemarahan yang kronis terhadap diri sendiri
·         Bertendensi menekan kemarahan
·         Memiliki perasaan agresif yang tinggi
·         Umumnya depresi atau stress berat
·         Mengidap kecemasan kronis
·         Sering mengalami iritabilitas
·         Bertendensi untuk menghindar
·         Tidak bisa mengontrol diri untuk bertahan hidup
·         Kurangnya kemampuan untuk menjaga atau membentuk hubungan yang stabil
·         Takut akan perubahan
·         Tidak ada kemauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik
·         Memiliki self esteem yang rendah
·         Masa kecil penuh trauma
·         Pola pemikiran yang kaku


2.5 Latar Belakang Self Injury

Latar belakang keluarga si pelaku self injury
a)      Adanya kehilangan yang mengakibatkan traumatis, sakit keras, ketidak stabilan dalam hidup berkeluarga (keluarga nomaden, orang tua divorce)
b)      Adanya pengabaian dan penganiayaan baik secara fisik, seksual maupun emosional
c)      Kehidupan keluarga dipenuhi keyakinan agama yang kaku nilai-nilai yang dogmatis, yang diterapkan dengan cara yang munafik dan tidak konsisten
d)     Peran yang terbalik dalam keluarga : misalnya sianak mengambil alih tanggung jawab orang dewasa di usia dini.


2.6 Faktor – Faktor penyebab Self Injury
1.      Adanya konflik dengan orang yang dicintai (keluarga atau pacar)
Kehilangan orang yang dicintai
2.      Penganiayaan atau pelecehan baik berapa fisik, seksual atau emosional
3.      Kemiskinan
4.      Penyalahgunaan obat
5.      Peperangan


2.7 citra diri self injury
Self injury tidak pandang bulu yang sama-sama mereka miliki adalah hubungan penuh siksaan antara pikiran dan tubuh mereka, khususnya organ seksual mereka, kesedihan mereka diperparah dengan pelajaran-pelajaran membingungkan yang mereka dapatkan tentang seksualita dan peran gender.
Para wanita yang pernah terancam secara seksual menjadi sangat ketakutan sampai ia sengaja membuat dirinya tidak menarik, misalnya dengan memakai pakaian gombrong atau pakaian pria, mencukur atau membotaki kepala mereka, atau mencacati diri, beberapa wanita bahkan memasuki benda – benda tajam ke dalam vagina. Mereka berfikir bahwa "pencegahan" ini juga akan menyakiti diri mereka sendiri selain mungkin rang yang menyerang.
Hal-hal ini yang membuat para pelaku self injury merasa bahwa ia memegang kendali atas kerusakan yang timbul, mereka mengatakan bahwa mereka lebih baik menyakiti diri sendiri dari pada disakiti orang lain.
Saat ini perilaku self injury sudah mulai dikenal secara umum sebagai contoh pada tahun 2002 sutradara Marine de van membuat film In My Skin yang mengusung tema self injury di dalamnya, film ini bercerita tentang seseorang wanita pekerja yang terlibat dalam perilaku self injury. Banyak pula remaja yang melakukan perilaku self injury.
Saat ini peilm ini bercerita tentang seorang wanita pekerja yang terlibat dalam perilaku self injury menurut Yates (2004) saat ibi belum bisa menunjukkan bahwa seseorang melakukan self injury karena mempelajarinya dari orang lain, meskipun bukti-bukti yang pasti saat ini menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku menemukan pola perilaku self injury ini secara tidak sengaja sebagai contoh : Conterir & Favazza (1989), menemukan bahwa 91% pelaku self injury melakukan setelah mengetahui dari orang lain atau membacanya di salah  satu media sebelum memutuskan untuk terlibat dalam perilaku self injury ini.


Cara menolong pelaku self injury agar tidak melakukan self injury lagi.
Self injury bisa terjadi karena mereka tidak dapat melampiaskan rasa amarah merka melalui kata-kata dan tidak adanya orang dimana mereka bisa berbagi kesedihan. Oleh sebab itu, jika kita ingin menolong pelaku self injury, maka kita berusahalah menjadi pendengar yang baik dan setia buat mereka. Karena dengan cara itu mereka dapat mencurahkan seluruh rasa amarah dan tidak merasa tertekan lagi. Dengan begitu mereka akan berhenti dengan sendirinya.











BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Self Injury adalah menyakiti diri sendiri, dimana tubuh dirinya sendirilah yang di sakiti, dilukai, jenis- jenisnya ada 3 yaitu major self mutilation, stereotypic self injury, moderate / superficial. Bentuk Self Injury bermacam – macam  ada yang mengcutter dirinya sendiri, mencongkel mata, menggigit , memencet jerawat, meniriskan anggota tubuh, menggaruk sampai berdarah, mematahkan tulang, menguliti kulit sendiri, hal seperti itu akan dirasakan sakit juga oleh mereka namun mereka tidak menimbulkan, menonjolkan rasa sakit itu, mereka hanya ingin mengeluarkan saja yang dibebaninya, hingga merasa puas. Dari latar belakang, mungkin akan timbul self injury karena keluarga yang tidak mendukungnya, trauma kejadian saat kecil, keluarga yang tidak akur. Lebih banyak pelaku self injury adalah anak remaja mula hingga dewasa mula, sebab pada masa itulah keadaan emosi mereka masih labil dan mereka belum berfikir secara logis.


3.2 saran
1.      Kalau ada masalah sebaiknya cerita pada orang yang dipercayai, kalau tidak ada atau malu maka dapat bercerita pada Allah SWT
2.      Perbanyaklah berdzikir, memohon ampun, memohon jalan petunjuk yang benar.
3.      Jangan sakiti diri sendiri.
4.      Jangan ikut –ikut teman
5.      Janganlah saling bertengkar di dalam keluarga
6.      Jagalah keharmonisan keluarga, jangan sampai anak akan menjadi merasa terpuruk, merasa tidak penting, sehingga melakukan self injury






DAFTAR PUSTAKA





0 Response to " SELF INJURY "

Posting Komentar

wdcfawqafwef