NADHIFA FITRI XD
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri menurut Hurlock, terjadi dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.
Menurut Hurlock (1978:238), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan 'good self esteem', 'good self confidence', dan kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positip terhadap segala sesuatu.
Sebaliknya konsep diri yang negatif menurut Hurlock (1978:238) akan muncul jika seseorang mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup.
Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Konsep diri penting dalam mengarahkan interaksi seseorang dengan lingkungannya mempengaruhi pembentukan konsep diri orang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Anorexia?
2. Bagaimana ciri-ciri penderita Anorexia?
3. Apa saja factor-faktor penyebab Anorexia?
4. Bagaimanakah bahaya Anorexia pada anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian anorexia
2. Mengetahui ciri-ciri penderita anorexia
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab anorexia
4. Mengetahui bahaya anorexia pada anak
Pembahasan
A. Pengertian Anorexia
Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concern atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia dan popular. Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap dipandang.
Pada anoreksia nervosa terjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. Hal tersebut disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan tubuh, sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Penderita anoreksia nervosa sadar mereka lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan. Berbeda dengan korban kelaparan, penderita anoreksia nervosa mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Tidak merasa lapar dan tidak cemas terhadap kondisinya. Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi pada wanita, sehingga membatasi makan dan terkadang tidak makan. Akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering.Mereka terus-menerus malakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus, yang pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian .
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10% penderitanya. Pada penderita anorekasia nervosa dapat menurunkan berat badannya antara 25 – 50 % dari berat badan sebenarnya. Dampak fisik yang umumnya terjadi penderita adalah kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi apapun, lemah tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi dan terjadi gangguan mentruasi. Namun dampak psikis juga terpengaruhi, seperti mempunyai perasaan tidak berharga, sensitiv mudah tersinggung atau marah, mudah merasa bersalah, kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak percaya diri, cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya, minta perhatian orang lain, dan depresi. Dampak fisik maupun psikis yang terjadi akibat gangguan makan tersebut memerlukan pertolongan segera dari psikolog.
Anorexia nervosaadalah dua jenis gangguan pola makan yang paling populer. Anorexia adalah bentuk melaparkan diri secara sengaja. Anorexia dipicu oleh anggapan si penderita kalau ia masih mengalami kelebihan berat badan, padahal tubuhnya sudah sangat kurus. Anoreksia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian yang sangat besar untuk menghadapi masalah anorexia. Anoreksia merupakan gangguan makan yang menyiksa, dimana keadaan itu sama bahayanya bagi tubuh. Gangguan tersebut dihasilkan oleh ketakutan bahwa tubuh akan menjadi gemuk setelah makan, dan ketakutan mental itu akan terpancar melalui penyiksaan fisik.
Pada prinsipnya, anoreksia dapat digolongkan sebagai penyakit weight-phobia alias penderita takut banget berat badannya bertambah. Anoreksia berarti kehilangan selera makan. Namun sebenarnya tidak semua penderita anoreksia kehilangan selera makannya. Perasaan takut gemuklah yang menyebabkan mereka menahan nafsu makan secara tidak wajar, hingga banyak yang akhirnya kehilangan selera makannya sama sekali dan tidak sadar kalau tubuh mereka benar-benar tinggal kulit berbalut tulang.
B. Ciri-ciri Penderita Anorexia
1. Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru memasuki masa puber.
2. Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menekankan pentingnya prestasi sebagai nilai kebanggaan keluarga.
3. Mempunyai perhatian yang berlebihan tentang kesempurnaan penampilan.
4. Mempunyai orang tua yang sangat sibuk dengan dunia mereka sendiri. 5. Ditandai dengan perubahan fisik seperti rambut rontok, terhentinya ovulasi dan menstruasi, detak jantung melambat, tekanan darah rendah dan tidak mampu menahan rasa dingin.
6. Biasanya memiliki tingkat depresi yang lebih parah dibandingkan penderita bulimia.
7. Rentan terkena osteoporosis karena asupan kalsium yang rendah.
8. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ vital lainnya jika berat badannya turun dibawah batas normal.
9. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up.
10. Kulit kering dan kering, rambut halus,
11. Kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat luka pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.
12. Kelainan neurology dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
C. Faktor-faktor Penyebab Anorexia
- Tuntutan profesi. Bagi mereka yang berprofesi mengunggulkan keindahan tubuh seperti model dan artis, potret tubuh langsing adalah harga mati.
- Peristiwa traumatis di masa lalu. Selain itu, lingkungan keluarga dan masyarakat yang terus menerus mencekoki opini betapa pentingnya menjadi kurus.
- Mereka yang berkepribadian lemah dan tertekan karena tertimpa masalah berat seperti orang tua yang bercerai.
Kemudian, penyebab anoreksia ditinjau dari Faktor biologis, social, dan psikologis adalah sebagai berikut :
1. Faktor biologis
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi. Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.
2. Faktor social
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan.
3. Faktor psikologis dan psikodinamis
Anorexia nervosa merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi social dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anorexia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian
D. Bahaya Anorexia Pada Anak?
Anorexia adalah suatu aktivitas untuk menguruskan badan dengan jalan melakukan pembatasan mengkonsumsi makanan secara sengaja melalui kontrol ketat. Biasanya penderita penyakit ini sadar bahwa mereka merasa lapar namun disisi lain mereka takut jika mereka menuruti hasrat untuk makan maka berat badan mereka akan bertambah, dimana mereka akan melakukan diet mati-matian untuk mecapai atau mempertahankan berat badan ideal yang mereka inginkan.
Dampaknya adalah muntah berulang-ulang dapat merusak lambung dan dapat merusak saluran pencernaan makanan ke lambung karena dipaksa berkontraksi secara tidak wajar, asam lambung yang keluar bersama muntah dapat gusi menyusut dan mengikis email gigi, dapat menyebabkan timbulnya ruam di kulit, pecahnya pembuluh darah di muka dan menyebabkan juga menstruasi tidak teratur selain itu bisa membuat anak tidakmemiliki kalori cukup untuk beraktifitas.
Kesimpulan
Anoreksia nervosa adalah suatu bentuk ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menolak untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan, dan mengalami gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri. Sehingga menimbulkan bermacam komplikasi yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu penderita anoreksi nervosa membutuhkan pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh, yaitu perawatan di rumah sakit jika diperlukan, terapi individual serta keluarga.
0 Response to " PENYIMPANGAN POLA MAKAN (ANOREXIA) "
Posting Komentar