Sistem Pendidikan di Indonesia

Dhita Aulia Syafitri X-B
      I.            PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah hal yang penting bagi kemajuan suatu negara, seperti Indonesia. Para orangtuapun sadar betul pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Tidak cukup hingga bangku sekolah menegah atas, hampir semua orangtua ingin anaknya mengenyam pendidikan hingga jenjang yang tinggi. Pendidikan memang sangat penting bagi kemajuan individu maupun negara itu sendiri. Namun apakah usaha pemerintah dan para orang tua sudah mampu menghasilkan individu terdidik yang berkualitas?
1.2.      IDENTIFIKASI MASALAH
1)    Sistem pendidikan di Indonesia
1.3.      TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1)    Sebagai tugas dari guru bidang sosiologi
2)    Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang sistem pendidikan di Indonesia
1.4.      PENUTUP
·       Kesimpulan
·       Saran-saran
   II.            PEMBAHASAN
2.1.      Sistem pendidikan Indonesia sudah berubah kurang lebih sebanyak tiga kali sejak tahun 1947. Perubahan sistem pendidikan ini terkait dengan perubahan materi belajar, perubahan kelulusan, dan kualitas para guru. Pemerintah menetapkan untuk mengadakan Ujian Nasional (UN) yang bertujuan untuk menentukan lulus atau tidaknya seorang pelajar dengan standar nilai yang sudah ditentukan. Banyak orang yang merasa bahwa sistem seperti ini kurang tepat karena kelulusan seorang pelajar tidak bisa didasarkan oleh satu aspek saja. Padahal proses belajar mengajar merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan pengaruhnya dalam menilai kelulusan seorang pelajar. Betapa gegabahnya sistem pendidikan di Indonesia yang hanya menilai dari hasil tanpa melihat proses. Dilihat dari usaha pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan negara ini tidak lepas dari hal-hal yang ada didalamnya. Seperti UN, kerumitan terjadi saat membuat soal hingga mendistribusikan soal tersebut. Ancaman kebocoran soal dan oknum-oknum yang menjual soal adalah hal yang sangat mudah ditemukan. Bahkan disetiap pelaksanaan UN ada beberapa sekolah yang harus menunda UN karena distribusi soal yang terlambat. Belum lagi ujian ulang yang harus dilakukan pemerintah untuk pelajar yang tidak lulus UN. Perbaikan sistem pendidikan tidak lepas dari kerumitan pelaksanaan ataupun cara mengaplikasikannya. Padahal anggaran yang sudah disediakan untuk perbaikan kurikulum sudah mecapai milyaran rupiah. Sistem pendidikan di Indonesia sangat mendewakan kemampuan hard skill atau yang sifatnya akademis. Padahal soft skill atau pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini. Hard skill yang tidak diimbangi soft skill dapat menghasilkan efek yang merusak bagi individu itu sendiri maupun orang lain. Pentingnya soft kill untuk berdampingan dengan hard skill adalah untuk menyadari bahwa otak kanan dan otak kiri mempunyai peran yang berbeda. Materi pelajaran yang diberikan oleh guru setiap hari di sekolah hanya menggempur otak di bagian kiri yang berkaitan dengan akademis, sedangkan otak di bagian kanan yang menghasilkan kreatifitas harus tertidur. Pemerintah harus memahami betapa pentingnya pendidikan karakter (soft skill) bagi para pelajar. Selain itu pentingnya menambah materi pelajaran kreatif di sela-sela materi reguler yang diberikan agar mereka merasa selalu mempunyai pilihan. Jutaan pelajar yang ada diseluruh Indonesia pasti mempunyai minat yang berbeda-beda. Selain itu pemberian tugas yang banyak juga dapat menekan para pelajar dan tidak menutup kemungkinan para pelajar malas dan akan benci untuk datang ke sekolah. Jika pemerintah mulai menghargai proses belajar bukan hanya melihat hasil, menambah materi yang berhubungan dengan kreatifitas, memberi perhatian terhadap psikologis pelajar Indonesia. Bukan tidak mungkin jika 10-20 tahun ke depan Indonesia sudah memiliki generasi muda yang terdidik dan berkualitas, yaitu generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter.
III.            PENUTUP
3.1.      KESIMPULAN
Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ada individu yang memang tidak unggul di nilai akademis dan ada invidu yang memang unggul di nilai akademis. Bukan berarti mereka yang tiddak unggul di nilai akademis tidak mempunyai hal yang dapat dibanggakan. Mereka memiliki minat yang berbeda-beda. Jika seseorang tidak unggul di akademis, alihkan ke hal positif yang ia minati. Karena banyak orang yang memang sukses bukan karena nilai akademisnya melainkan karena kreatifitasnya.
3.2.      SARAN
Pemerintah harus belajar untuk melihat proses seseorang menuju kesuksesannya, bukan hanya melihat hasil. Karena hal terpenting itu bukan hasilnya, melainkan prosesnya. Proses dimana seseorang di uji kesabarannya, di uji keseriusannya, di uji segala hal yang sulit. Karena kesuksesaan seseorang tidak mungkin secara instant melainkan membutuhkan kerja keras. 

0 Response to " Sistem Pendidikan di Indonesia "

Posting Komentar

wdcfawqafwef