Re: tugas makalah sosiologi"nuralifya x-b"

PERGAULAN BEBAS
Di susun untuk memenuhi tugas sosiologi


Oleh:
Nama : Nuralifya
Kelas : x-B
Sekolah menengah atas islam terpadu nurul fikri
Jln.Haji Sairi,no.145 Kelapa Dua,Tugu-Cimangis Depok 2014


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ………………………………………
Daftar Isi ……………………………………………
Lampiran………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………
A. Latar Belakang Masalah ……………………
B. Perumusan Masalah………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………
BABA II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..
A. Landasan Teori………………………………………….
B. Metodologi Penelitian…………………………………..
1. Teknik Pengumpulan Data…………………..
C.sistematika penulisan………………………..
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN……………………..
A. Kesimpulan………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………..
Daftar Pustaka……………………………………………………………
Lampiran – lampiran





BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free
sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul,
faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini
terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu
didukung oleh arus modernisasiyang telah mengglobal dan lemahnya
benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa
penyeleksian yang ketat. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar
bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka
hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan
dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan
pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah
sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang
biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.
Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh
pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia
sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang
tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga
dengan budaya islam.


B.Rumusan dan Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan data yang penulis dapatkan, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pergaulan bebas itu bisa dihindari?
2. Bagaimana cara mengatasi dan peran orang tua terhadap masalah tersebut?
3. .mengapa banyak remaja yang terjerumus pergaulan bebas?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui akibat dari pergaulan bebas.
2. Dan bagaimana cara mengatainya dan peran orang tua














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

1. Definis pergaualan bebas
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan
menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini
anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa
yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara
12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan
atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun =
masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12
– 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja
akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah
Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang
usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Bentuk Kenakalan Remaja
Berdasarkan data di lapangan dapat disajikan hasil penelitian tentang
kenakalan remaja sebagai salah satu perilaku menyimpang hubungannya
dengan keberfungsian sosial keluarga di Pondok Pinang pinggiran kota
metropolitan Jakarta. Adapun ukuran yang digunakan untuk mengetahui
kenakalan seperti yang disebutkan dalam kerangka konsep yaitu (1)
kenakalan biasa (2) Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan dan (3) Kenakalan Khusus. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 30 responden, dengan jenis kelamin laki-laki 27 responden,
dan perempuan 3 responden. Mereka berumur antara 13 tahun-21 tahun.
Terbanyak mereka yang berumur antara 18 tahun-21 tahun.
Bentuk Kenakalan Remaja Yang Dilakukan Responden (n=30)
Bentuk Kenakalan f %
1. Berbohong2. Pergi keluar rumah tanpa pamit
3. Keluyuran
4. Begadang
5. membolos sekolah
6. Berkelahi dengan teman
7. Berkelahi antar sekolah
8. Buang sampah sembarangan
9. membaca buku porno
10. melihat gambar porno
11. menontin film porno
12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
13. Kebut-kebutan/mengebut
14. Minum-minuman keras
15. Kumpul kebo
16. Hubungan sex diluar nikah
17. Mencuri
18. Mencopet
19. Menodong
20. Menggugurkan Kandungan
21. Memperkosa
22. Berjudi
23. Menyalahgunakan narkotika
24. Membunuh
3030
28
26
7
17
2
10
5
7
5
21
19
25
5
12
14
8
3
2
1
10
22
1 100100
93,3
98,7
23,3
56,7
6,7
33,3
16,7
23,3
16,7
70,0
63,3
83,3
16,7
40,0
46,7
26,7
10,0
6,7
3,3
33,3
73,3
3,3
Bahwa seluruh responden pernah melakukan kenakalan, terutama pada
tingkat kenakalan biasa seperti berbohong, pergi ke luar rumah tanpa
pamit pada orang tuanya, keluyuran, berkelahi dengan teman, membuang
sampah sembarangan dan jenis kenakalan biasa lainnya. Pada tingkat
kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai kendaraan tanpa SIM, kebut-kebutan, mencuri,minum-minuman
keras, juga cukup banyak dilakukan oleh responden. Bahkan pada
kenakalan khususpun banyak dilakukan oleh responden seperti hubungan
seks di luar nikah, menyalahgunakan narkotika, kasus pembunuhan,
pemerkosaan, serta menggugurkan kandungan walaupun kecil
persentasenya. Terdapat cukup banyak dari mereka yangkumpul kebo.
Keadaan yang demikian cukup memprihatinkan. Kalau hal ini tidak segera
ditanggulangi akan membahayakan baik bagi pelaku, keluarga, maupun
masyarakat. Karena dapat menimbulkan masalah sosial di kemudian hari
yang semakin kompleks.
Akibat Kenakalan Remaja
• Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut.
Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang
bekepribadian buruk.
• Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan
dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut
hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
• Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut
bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan
bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal
sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang
sekitarnya.
• Akibat kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang
harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya
anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari
tentang beban keluarganya.
• Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja
yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang
kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak
akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan
tidak sempat memperbaikinya.
• Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat kenakalan remaja. Remaja
yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki
keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau
merampok untuk mendapatkan barang berharga.
Itulah beberapa akibat kenakalan remaja yang sudah semestinya harus
dihindari. Peran orang tua atau keluarga, guru di sekolah, dan juga
teman-teman, adalah orang-orang yang sangat berperan penting dalam
kehidupan remaja. Keikutsertaan mereka dalam mengontrol seorang
remaja, bisa berdampak cukup besar demi mencapai masa depan yang lebih
cerah.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja,
yaitu sebagai berikut :
1. Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri bisa
dicegah atau bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus
bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki
diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
3. Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk
melihat keberfungsian sosila keluarga yang menjalankan kewajiban
agamanya secara baik berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan
norma yang baik. Artinya secara teoritis bagi keluarga yang
menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka anak-anaknyapun akan
melalukan hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma agama.
4. untuik menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain
mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga
hendaknya memberikan kesibukan dan mempercfayakan tanggungjawab rumah
tangga kepada si remaja. Pemberian tanggungjawab ini hendaknya tidak
dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas
dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan
tanggungjawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak "Keluyuran"
tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan
kewajiban serta tanggungjawab dalam ruamh tangga. Mereka dilatih untuk
disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik
untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang
batasab teman yang baik.
5. Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak
memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak.
Tetapi apabila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan
hobinya, maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah
bersekolah sesuai dengan pilihanya. Sedangkan hobi adalah kegiatan
sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai.
6. Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja. Remaja
selain membutuhkan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang
dari orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja
dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana
rekreasi. Kegiatan dapat berupa melakukan berbagai bentuk permainan
bersama, misalnya scrabble, monopoli, catur dan lain sebagainya.
Selain itu, dapat pula berupa tukar pikiran berbicara dari hati ke
hati, misalnya makan malam bersama atau duduk santai di ruang
keluarga. Kegiatan keluarha ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh
anggota keluarga.
7. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik
serta orang tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus
bergaul.
8. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai
dengan harapan.


















B. Metodologi Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari diinternet.

C. Sistematika Penulisan
Penulis membuat karya tulis ini, diawali dengan membuat Bab I
Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah,Tujuan
Pengamatan,Lalu, membuat Bab II Tinjauan Pustaka, yang berisi Landasan
Teori, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Setelah itu,
membuat Bab III Pembahasan dan Kesimpulan, yang berisi Kesimpulan, dan
Saran. Setelah itu, membuat Daftar Pustaka dan Lampiran – Lampiran.












A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas,maka dapat di simpulkan bahwa:
1.a Mengisi Waktu Luang Dengan Kegiatan Menyenangkan
b. Memilih Teman Dengan Cermat
c. Say No To Pacaran!
d. Perdalam Agama
2. lebih perduli pertadap anaknya
3. karena salah bergaul dan salah memilih teman.
B. Saran
1. Bagi para remaja
Jangan melakukan perbuatan terjela karena itu tidak baik.melakukan
kegiatan yang bermanfaat dan berguna untuk diri sendiri dan orang
lain.
2. Bagi para orang tua
Setidaknya mengawasi tingkah laku anaknya dan pergaulan yang tidak
baik dari pergaulan yang tidak baik dan memberikan fasilitas yang
memadai dan tidak berlebihan.









DAFTAR PUSTAKA
http://infogreget.blogspot.com/2013/03/cara-mengatasi-pergaulan-bebas-di.html
http://sababjalal.wordpress.com/2012/11/24/pengertian-remaja-menurut-para-ahli/
http://taufikanugrah.blogspot.com/2010/02/latar-belakang-pergaulan-bebas.html



On 18/05/2014, Jamilah Basir <jamilah.basir2@gmail.com> wrote:
>
>

0 Response to " Re: tugas makalah sosiologi"nuralifya x-b" "

Posting Komentar

wdcfawqafwef